BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi
yang sangat kompleks, manusia dituntut untuk terus maju dan berkembang.
Ilmu atau sains merupakan suatu bekal yang harus dimiliki manusia agar
tetap bisa survive menjalani hidup dengan berbagai kemajuan teknologi
yang semakin canggih ini. Pengalaman dan wawasan sains yang luas
merupakan kunci untuk mencapai suatu kesuksesan, yang tentunya tidak
terlepas dari kerja keras manusia itu sendiri.
Pendidikan memegang
peranan penting dalam peningkatan taraf hidup suatu bangsa dan negara,
sebagai tolak ukur terhadap peradaban kemajuan suatu bangsa; maka
pendidikan merupakan pilar utama dalam upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia, serta sebagai upaya dalam mengahadapi era globalisasi dan
teknologi modern. Pendidikan sebagai wadah pengembangan dan peningkatan
potensi individu, baik potensi akademik maupun non akademik; maka
diperlukan sistem pengajaran yang menarik, rekreatif dan efektif,
sehingga siswa termotivasi belajar, menggali dan mengembangkan potensi
kecerdasannya.
Meningkatnya jumlah pengangguran dan tindak
kriminalitas merupakan indikator dimana sistem pendidikan belum mampu
mencetak produk yang dibutuhkan dunia global, yaitu belum sempurnanya
bekal pendidikan berupa daya kreatifitas dan inovasi, sehingga masih
belum mampu menjawab tantangan dunia yang semakin canggih.
Kemajuan
bangsa terletak pada kemauan komponen masyarakat yang ingin bangsanya
lebih maju dan berkualitas melalui berbagai metode, diantaranya adalah
meningkatkan pembelajaran ilmu Biologi yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.3.1. Bagaimana peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan?
1.3.2. Bagaimana peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran Biologi?
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mnegetahui peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan.
1.3.2. Untuk mnegetahui peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran biologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Teknologi informasi
Teknologi
Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi.
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga
pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya,
dan lebih lama penyimpanannya. Teknologi informasi juga didefinisikan
sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software), komputer, komunikasi,
dan elektronik digital. Istilah teknologi informasi mulai populer pada
akhir tahun 70-an. Sebelumnya istilah teknologi informasi biasa disebut
teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data
processing).
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui
bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang
memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang
disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu
hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu
saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan
si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu
jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih
terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan
terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi
penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan
informasi bisa lebih jauh. Gambar bisa dibawa dan disampaikan kepada
orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama.
Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang
sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin
disampaikan pembuatnya.
Dengan ditemukannya alfabet dan angka arabik
memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang
sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan
kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti
dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan
informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman
informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, TV,
komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area
yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
1.2 Pembelajaran Biologi
Biologi
adalah ilmu mengenai kehidupan (=biologie dalam istilah bahasa
Belanda), diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios ("hidup")
dan logos ("lambang", "ilmu"). Sampai tahun 1970-an digunakan istilah
ilmu hayat (dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan"). Ilmu Biologi
dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam
terminologinya, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti
fenomena alam, dan mencakupi bidang yang sekarang disebut sebagai
fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Obyek kajian
Biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Sehungga dikenal
berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok
organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek
kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang
fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada
masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan
paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam
evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka
dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam
upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari
dalam genetika.
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik
yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan
sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan
biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus:
keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan
(taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit
kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Biologi
merupakan ilmu yang sudah cukup tua, hal ini dikarenakan sebagian besar
berasal dari keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungan
dan tentang kelangsungan hidupnya (Rustaman.2005: 7). Dalam proses
pembelajaran biologi diperlukan adanya suatu model dan pendekatan
pembelajaran yang jelas, efektif dan humoris serta media yang digunakan
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh media kaset
audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation)
bahasa asing.
Kendala utama yang dirasakan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran Biologi di kelas adalah terlalu monotonnya
pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu terutama dalam penggunaan metode
dan media serta evaluasi pembelajaran. Dimana menurut siswa metode yang
dominan digunakan hanya ceramah dan tanya jawab, sedangkan medianya
hanya meliputi papan tulis dan spidol sebagai alat tulis. Sedangkan
pelaksanaan penilaian hanya bersifat ujian tulis saja.
Oleh karena
itu demi mendorong siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran Biologi, maka harus ada pemanfaatan media pembelajaran yang
relevan, terutama pe,enfaatan mendia pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi.
Ketika membicarakan tentang media pembelajaran, harus
diketahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena
proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, penyampaian
pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan
tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran
simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Penafsiran
tersebut relatif berhasil. Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami
apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati adalah penghambat dalam
proses komunikasi, yang dikenal dengan istilah barriers atau noise.
Semakin banyak verbalisme, maka semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Menurut diagram cone of learning dari Edgar Dale pentingnya media dalam pendidikan adalah:
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik
dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar
mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan.
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sangat dibutuhkan.
Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan
yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi
penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari
beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.
Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan
teknologi, serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan
kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media
pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Klasifikasi dan jenis
media bisa berupa:
1) Media yang tidak diproyeksikan, berupa Realia, model, bahan grafis, display;
2) Media yang diproyeksikan, berupa OHT, Slide, Opaque;
3) Media video, berupa Video;
4) Media berbasis komputer, berupa Computer Assisted I nstructional (Pembelajaran Berbasis Komputer);
5) Multimedia kit, berupa Perangkat praktikum.
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM. Akses setiap guru
untuk meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti perkuliahan di
pendidikan tinggi harus dibuka seluas-luasnya karena pendidikan
merupakan hak asasi warganegara. Pendidikan adalah kunci untuk
menciptakan, mengadaptasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan.
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang dalam modernisasi pendidikan, yitu:
1) Bagaimana kita belajar (how people learn)
2) Apa yang kita pelajari (what people learn)
3) Kapan dan dimana kita belajar (when and where people learn)
Dengan
mencermati jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut, maka jelaslah bahwa
peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan dapat dirumuskan.
Salah satu permasalahan utama pendidikan adalah disparitas mutu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan hal berikut:
1.
ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik
secara kuantitas maupun kualitas, serta kesejahteraannya;
2. sarana prasarana belajar yang belum tersedia, dan bilapun tersedia belum didayagunakan secara optimal;
3. pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran;
4. proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif; dan
5.
penyebaran sekolah yang belum merata, ditandai dengan belum meratanya
partisipasi pendidikan antara kelompok masyarakat, seperti masih
terdapatnya kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin, kota dan desa,
laki-laki dan perempuan, antar wilayah.
Permasalahan tersebut
bertambah parah karena tidak didukung dengan komponen-komponen utama
pendidikan seperti kurikulum, sumberdaya manusia pendidikan yang
berkualitas, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Oleh karena itu
pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa pergantian kurikulum.
Sejak tahun 1947 kurikulum pendidikan telah mengalami pergantian
sebanyak tujuh kali, yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia
yaitu kurikulum 1947, 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, serta kurikulum yang
lebih menekankan pada kompetensi peserta didik yaitu berupa Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 yang mulai diuji cobakan
mulai tahun 2004 (Rustaman.2005:89). Standar nasional pendidikan
merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan kurikulum.
1)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan.
2)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tentang standar
isi dan standar kompetensi lulusan merupakan sebagian acuan yang
digunakan sekolah dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 menyebutkan bahwa standar nasional
pendidikan yang terdiri dari standar isi, stadar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Kebijakan kurikulum 2004 ternyata belum
mampu untuk menjawab kebutuhan global sehingga lahir kurikulum baru
yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang
berdasarkan atas potensi wilayah atau daerah.
Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan standar nasional memerlukan
langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat
dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; analisis
mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan; serta analisis peluang dan tantangan dalam memajukan
pendidikan pada masa yang akan datang dengan dinamika dan kompleksitas
yang semakin tinggi.
Upaya untuk memajukan pendidikan di suatu negara
tidak terlepas dari peran seorang guru sehingga guru memegang peranan
penting dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Menurut Rustaman (2005:7), terdapat tiga komponen penting yang
menentukan kualitas pendidikan dan berperan langsung dalam proses
belajar mengajar, yaitu:
1. Siswa, merupakan subyek yang berperan
dalam mencari pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan yang berkaitan
dengan pengetahuan yang dicari, sedangkan tugas siswa yaitu belajar
untuk mengubah pola pikir.
2. Guru, merupakan subyek yang memiliki
peran, tugas, serta kewenangan dalam proses mengajar. Di sini guru
berperan sebagai pengatur kelas, penyampai informasi dan sebagai
evaluator terhadap keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran.
3.
Proses pembelajaran, adalah proses yang memungkinkan kedua komponen
tersebut (siswa dan guru) saling berinteraksi, melalui materi pelajaran
yang perlu dikuasai guru dengan memperhatikan kesiapan siswa.
Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan
untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain (Setyosari: 2001).
Pembelajaran juga merupakan penyampaian suatu informasi melalui beberapa
model pembelajaran dan aktivitas yang diarahkan untuk memudahkan
pencapaian tujuan belajar secara spesifik dan yang diharapkan.
Pembelajaran melibatkan beberapa hal yang terkait secara langsung dan
berdampak terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Dari
ketiga komponen tersebut, guru merupakan faktor utama yang perlu
mendapatkan prioritas lebih besar karena guru berperan sebagai penyampai
informasi, pengelola kelas (learning manager), dan sebagai evaluator.
Media pembelajaran juga mempengaruhi terhadap keefektifan dan kelancaran
proses pembelajaran karena media berperan sebagai sarana untuk
mempermudah dalam mencapai tujuan dalam proses pembelajaran.
Meningkatnya
mutu pendidikan terlihat dari kualitas pembelajaran. Untuk itu
pemanfaatan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan perlu
diperhatikan. Untuk menjawab tantangan dunia, sudah saatnya pendidikan
di negeri ini berfasilitas dan berbasis pada teknologi dan informasi.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, tentunya semakin banyak media
pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dan diadakan.
3.2. Peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran biologi
Mata
Pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun mata
pelajaran IPA dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mata pelajaran
Biologi mempelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena alam, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, dan berbagai permasalahan yang
berkait dengan penerapannya untuk membangun teknologi guna mengatasi
permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena alam dalam mata
pelajaran Biologi dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan
tempat kejadiannya.
2. Struktur keilmuan Biologi menurut BSCS
(Biological Science Curriculum Study), Biologi memiliki objek berupa
kerajaan/kingdom: (a) Plantae (tumbuhan), (b) Animalium (hewan), dan (c)
Protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari tingkat molekul, sel,
jaringan dan organ, individu, populasi, komunitas, sampai tingkat bioma.
Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar yaitu: (a) Biologi
(sains) sebagai proses inkuiri/penemuan (inquiry), (b) sejarah konsep
biologi, (c) evolusi, (d) keanekaragaman dan keseragaman, (e) genetik
dan keberlangsungan hidup, (f) organisme dan lingkungan, (g) perilaku,
(h) struktur dan fungsi, dan (i) regulasi.
3. Pembelajaran Biologi
memerlukan kegiatan penyelidikan/eksperimen sebagai bagian dari kerja
ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah.
Selain itu, pembelajaran Biologi mengembangkan rasa ingin tahu melalui
penemuan/inkuiri berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui
kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip,
teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk
berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen. Pembelajaran Biologi
diharapkan dapat membentuk sikap peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari sehingga mereka akhirnya menyadari keindahan, keteraturan
alam, dan meningkatkan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Keterampilan proses dalam Biologi mencakup keterampilan dasar dan
keterampilan terpadu. Keterampilan dasar meliputi keterampilan
mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, melakukan pengukuran
metrik, memprediksi/meramal, menginferensi/menyimpulkan, dan
menafsirkan. Keterampilan terpadu mencakup mengidentifikasi variabel,
menentukan variabel operasional, menjelaskan hubungan antarvariabel,
menyusun hipotesis, merancang prosedur dan melaksanakan
penyelidikan/eksperimen untuk pengumpulan data, memproses/menganalisis
data, menyajikan hasil penyelidikan/eksperimen dalam bentuk
tabel/grafik, serta membahas, menyimpulkan, dan mengomunikasikan secara
tertulis maupun lisan.
Belajar adalah proses internal dalam diri
manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun
merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.
AECT (Associationfor Educational Communication and Technology)
membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses
belajar, yaitu:
1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3.
Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,
OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya
(biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah
sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas.
Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan
sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang
digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan
pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya
jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Biologi
sebagai ilmu yang cakupannya sangat kompleks, memerlukan media yang
benar-benar mampu men-translate ilmu dari pendidik ke peserta didik.
Media komputerisasi merupakan salah satu media yang perlu dimanfaatkan
dalam pembelajaran Biologi, karena selain kemudahan dalam pembelajaran,
media ini juga lebih mampu menstimulus peserta didik untuk menangkap
materi yang disampaikan. Kesejahteraan bangsa tidakhanya diukur pada
sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik tetapi bersumber pada
modal intelektual, social dan kepercayaan.Dengan demikian tuntutan untuk
terus menerus, memutakhirkan pengetahuan khususnya ilmu Biologi menjadi
suatu keharusan. Mutu lulusan telah sangat mempengaruhi ekonomi dari
bangsa, oleh karena itu bangsa yang berhasil adalah bangsa yang
berpendidikan denga mutu yang tingggi.
Dalam upaya meningkatkan
standart mutu peran pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran
dengan lebih mementingkan pada strategi pembelajaran. Strategi tersebut
mempunyai tujuan agar pembelajaran lebih berjalan produktif dan
bermakna. Pada prinsipnya belajar akan lebih bermakna jika anak mampu
melaksanakan suatu proses atau praktik.
Banyak konsep pada
pembelajaran Biologi membutuhkan pemikiran dari pendidik untuk
memberikan pengalaman secara langsung karena siswa perlu dibantu untuk
mengembangkan sejumlah ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami
konsep.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran Biologi adalah untuk tujuan berikut:
1.
Untuk Tujuan Kognitif, dimana komputer dapat mengajarkan konsep-konsep
aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana
dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok
untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
2. Untuk Tujuan Psikomotor,
dimana dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan
simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.
Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat,
simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
3.
Untuk tujuan Afektif, bila program didesain secara tepat dengan
memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah
perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan
media komputer.
Adapun media yang bisa dimanfaatkan dalam
pembelajaran Biologi yang berbasis teknologi informasi adalah media
video dan computer.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.11.
Teknologi informasi berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu
untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan
berdaya saing dalam menjawab tantangan global;
4.12. Teknologi
informasi sangant berperan sebagai fasilitas dan media pembelajaran
sehingga mampu menstimulus siswa untuk menangkap materi yang
disampaikan.